Rabu, 12 November 2008

Kebun Alpukat

Alpukat, telah merasuki pikiran saya akhir akhir ini, makanya beberapa artikel tentang alpukat sudah saya baca. Dan mulai kemarin biji biji alpukat sudah mulai di semai atau di bibitkan.
Yovi, Meilan dan si kecil Lucky anak-anak-ku, ikut mengumpulkan biji Alpukat. Setiap mereka membuat Juice alpukat, bijinya di kumpulkan di pot kosong. Trimakasih anak-anak sudah membantu ayah, besok biji ini akan menghasilkan buahnya kembali. Sim salabim tidak adakadabra

Berawal dari cerita emak yang berkunjung ke rumah, Jauh jauh dari Sungailiat-bangka, membawa oleh oleh Alpukat (berat kan?). Alpukat hasil panen dari satu pohon yang sudah di tanam sejak 8 tahun lalu di pinggiran rumah,jaraknya 5 meter dari kamar mandi. Untuk hasil panen kali ini kata emak sudah menghasilkan 2,5jt hanya dari satu pohon saja. Dijual dengan harga 4rb rupiah per kilo. Belum lagi yang di bagi bagikan ke anak/cucu yang datang ke rumah emak. Begitulah, emak di usia senjanya alhamdulillah masih sehat, masih bisa ber-aktifitas dan masih produktif. Semua tanaman yang ada di sekitar rumah emak, menjadi mesin rupiah. Dari melinjo, kakao, kelapa, alpukat dan rambutan.
Dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan itu, emak hanya merekomendasikan saya untuk menanam ALPUKAT.

Sejak masih di kelas 6SD emak menjadi sumber inspirasi saya. Kegigihan dalam menghadapi situasi dan kondisi sulit, untuk menghidupi dan menyekolahkan 11 anak-anaknya yang bengal dan tak tau diri ini.

Besok atau lusa, pohon Alpukatnya selesai di tanam, Saya sudah punya kebun alpukat dan siap mengikuti jejak emak. Dan emak harus mau datang lagi ke tangerang sekalian main ke kebun Alpukatnya.

Mau pesan Apa? oh...juice alfokado

Tidak ada komentar: