Rabu, 11 November 2009

Rumah Minimalis di tengah kebun

Hari minggu kemarin, saya ke desa sukamanah, melihat lihat kebun. Tarik nafas yang panjang, ternyata selama musim kemarau kemaren...lahan kebun saya hangus terbakar. Pohon Lengkeng, Alpukat dan jambu air yang di tanam awal tahun 2009 tak ada sisa. yang tersisa hanya Pohon pohon akasia dan pohon jati.

Tanahnya sudah di bajak, sama pak haji Sulaeman. Sebagian sudah di tanami jagung, terlihat benih benih jagung yang mulai tumbuh. Saya masih beruntung pak haji Sulaeman masih mau menggarap lahan ini, jadi lebih terawat.
Saya membayangkan sebuah keinginan untuk membuat rumah kecil berbahan sederhana seperti kayu dan bambu. Dengan ukuran minimalis, cukup satu kamar tidur, satu toilet, ruang bersama dan teras dengan halaman luas yang di penuhi rumput gajah mini dan beberapa palem kenari atau tanaman lain seperti bougenvile dan jasmine.

Di belakang halaman yang luas membentang itu, sebaiknya di tanami pohon sengon saja, atau pohon buah buahan. Masih banyak lahan lahan, atau kebun milik masyarakat yang di jual. kalau lahan lahan itu di hijaukan kembali tentu desa sukamanah akan tampak hijau berseri.

Tampak dari kejauhan sapi yang sedang membajak sawah terjerembab kelelahan, aku hanya bisa tertawa...hahahah sapi nya sudah loyo butuh istirahat.
Seperti halnya saya yang berkeinginan untuk istirahat dan pensiun muda, tapi masih banyak kendala.

Lalu kapan saya bisa memulai langkah untuk membangun rumah mungil di kebun ini? tar aja...saya terusin dulu mimpinya heheheh...

1 komentar:

k. junaedhie mengatakan...

hi, gak takut pak? masih sepi.
beli ajalah, tanah saya tuh. di pinggir jalan.